Kekerasan mental atau mental abusive adalah bentuk kekerasan emosional yang sering kali tidak disadari oleh korban maupun orang di sekitarnya. Tidak seperti kekerasan fisik yang meninggalkan luka yang tampak, kekerasan mental bekerja secara perlahan, mengikis rasa percaya diri, mengendalikan pikiran, dan membuat korban merasa tidak berharga. Pelaku biasanya menggunakan manipulasi, ancaman, penghinaan, atau sikap meremehkan untuk mengontrol korban. Dalam banyak kasus, korban tetap bertahan dalam hubungan yang tidak sehat ini karena rasa takut, ketergantungan, atau bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami kekerasan mental.

Dampak dari mental abusive sangat besar dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan korban. Gangguan kecemasan, depresi, trauma, bahkan kehilangan identitas diri sering kali menjadi akibat dari kekerasan ini. Korban bisa mengalami perasaan bersalah yang berlebihan, merasa tidak mampu mengambil keputusan sendiri, atau bahkan menyalahkan diri atas tindakan pelaku. Semakin lama terjebak dalam hubungan yang penuh kekerasan mental, semakin sulit bagi korban untuk keluar dan memulihkan diri. Lingkungan yang tidak mendukung juga bisa memperburuk keadaan, terutama jika korban tidak mendapatkan bantuan atau dukungan dari orang-orang terdekat.

situs trisula88 Mengatasi mental abusive memerlukan keberanian dan kesadaran diri. Langkah pertama adalah mengenali tanda-tanda kekerasan mental dalam hubungan, baik dengan pasangan, keluarga, maupun rekan kerja. Setelah itu, mencari dukungan dari orang-orang yang dipercaya atau profesional seperti psikolog bisa menjadi langkah penting untuk keluar dari situasi tersebut. Menghargai diri sendiri dan membangun kembali kepercayaan diri juga merupakan bagian penting dari proses pemulihan. Ingatlah bahwa setiap orang berhak untuk diperlakukan dengan baik dan dihormati, serta tidak ada alasan yang membenarkan kekerasan dalam bentuk apa pun, termasuk kekerasan mental.

By admin